Senin, 24 Mei 2010

sejarah kampung Jayengan di Surakarta

Sejarah Kampung Jayengan di Surakarta

Terletak jalan selatan Klenteng Cina Secoyudan ke selatan pertigaan natasuman, kebarat sampai perempatan jalan kraton, ke utara sampai perempatan Singasaren. Merupakan tempat tinggal para abdi dalem pengurus minuman bila ada pesta di istana.

Sumber lain mengatakan bahwa Jayengan adalah abdi dalem prajurit istana;

Jayagastra, prajurit Prameswari Dalem dan abdi dalem prajurit Jayantaka, prajurit berani mati, pengawal pribadi raja.

Disini terdapat kampung Carikan, ialah tempat abdi dalem yang bertugas membuat pakaian prajurit dan pakaian raja, misalnya ikat kepala (blangkon), sabuk, epek, dan sejenis kuluk. Di kelurahan Jayengahn terdapat kampung-kampung yaitu

1.) Jayengan,

2.) Gandekan, tempat tinggal abdi dalem gandhek, ialah utusan raja.

Gandhekan sendiri ada dua yaitu

a.) Gandhekan Kiwa, tempat dapur umum istana.

b.) Gandhekan Tengen, bertugas menjadi utusan raja.

3.) Kampung Keparen

4.) Kampung Surobawon, tempat tinggal RMNg Surobowo

5.) Kartodipuran, terdapat tempat tinggal kerabat keratin RT Kartodipuro, anggota prajurit Tanastra (bersenjatakan panah)

6.) Borotodipuaran, tempat tinggal RMNg Brotodipuro, kerabat keraton pada zaman Sunan Paku Buwana X

7.) Nyutran (Panyutran), tempat tinggal abdi dalem Nyutra, bersenjatakan panah dan keris

8.) Notokusuman (Notosuman), tempat tinggal KPH Notokusumo, salah seorang putra Sunan Paku Buwana VIII. Nama Natokusuma, kita temukan pula pada masa :

  1. Raden Adipati Notokusumo

Patih Jawi Kartasura , zaman Sunan Paku Buwana II (1726-1749).

Semula Sunan bersikap membantu pemberontak Thionghoa, dengan menyuruh Patih Adipati Natokusumo untuk menyerang Semarang. Namun usaha ini gagal. Akibatnya sikap Sunan berubah, dan menuduh bahwa pemberontakan Tionghoa didalangi olehb Patih Notokusumo tersebut ( hal ini sebenarnya hanya untuk membuang tilas, agar Sunan tidak didakwa oleh Kompeni Belanda membantu Tionghoa). Itulah sebabnyakarena ditangkap dan diasingkan ke Sailan, dan kemudian diminta kembali oleh P Mangkubumi dalam perjanjian Giyanti.

  1. Pangeran Notokusumo

Salah seorang sentana dalem zaman Sunan Paku Buwana III. Tokoh ini akhirnya diabdikan kepada KGPAA Mangkunegaran I (RM Said).

  1. Pangeran Notokusumo, putra Pangeran Natakusumo (b). Pangeran Natakusuma ini dalam zaman Sultan Hamengkubuwana II, yang sangat setia kepada Pemerintah Inggris, diangkat menjadi KGPAA Paku Alam I (1813) oleh Th Raffles.

9.) Kampung Macanan, tempat tinggal para prajurit Macanan Hanirbaya pembasmi kejahatan.

10.) Kampung Suroloyan, tempat tinggal prajurit Suroloyo, pasukan berani mati.

11.) Kampung Kali Larangan, menurut cerita melalui daerah ini mengalir air dari umbul Pengging yang khusus untuk istana. Dahulu, saluran air ini terbuka, tetapi karena semakin sibuknya suasana maka saluran tersebut ditutup agar airnya tidak tercemar. Karena ada larangan inilah, maka akhirnya daerah tersebut disebut Kali Larangan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar